Kesenian tradisional warga suku makasar

Kesenian tradisional warga suku makasar
Mengenal Keberagaman Kota Makassar Melalui Seni Tari – Explore Makassar

suku makasar adalah salah satu dari suku bangsa terbesar di sulawesi selatan.
suku makasar adalah suku pelaut yang tangguh dan tekenal sampai manca negara.

Baca juga : inovasi menaikan gajih tunjangan kesejahteraan DPR
Baca juga : TRAGEDI1998 JILID 2 TAHUN 2025 #IND0NESIA GELAP
Baca juga : Polri intitusi mengayomi rakyat tapi bohong!!
Baca juga : DEMO RAKYAT PAJAK RAKYAT NAIK ANGGARAN DPR IKUT NAIK
Baca juga : Mengenang Para Pahlawan Pejuang Reformasi 98

Suku Makassar berasal dari rumpun Austronesia, yang diyakini datang ke Nusantara ribuan tahun lalu melalui jalur laut. Mereka kemudian menetap di pesisir selatan Sulawesi, terutama di wilayah yang kini mencakup Kota Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, hingga Kepulauan Selayar.
Pada abad ke-16, muncul Kerajaan Gowa-Tallo yang kemudian dikenal sebagai “Kerajaan Makassar”. Kerajaan ini berkembang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah, menarik pedagang dari Jawa, Melayu, Arab, Tionghoa, hingga Eropa.
Salah satu tokoh paling terkenal dari suku Makassar adalah Sultan Hasanuddin (1621–1670), Raja Gowa ke-16. Ia dijuluki “Ayam Jantan dari Timur” oleh Belanda karena keberaniannya melawan VOC dalam Perang Makassar (1666–1669). Meskipun akhirnya Kerajaan Gowa kalah, perlawanan Hasanuddin menjadi simbol keberanian dan perlawanan rakyat Makassar terhadap kolonialisme.


Bahasa dan Aksara

Bahasa Makassar adalah bahasa utama masyarakat Makassar. Bahasa ini memiliki beberapa dialek, termasuk dialek Konjo (dari Bulukumba) dan Selayar. Secara linguistik, bahasa Makassar termasuk rumpun Austronesia.

Suku Makassar juga memiliki aksara tradisional Lontara Makassar, yang digunakan untuk menulis hukum adat, silsilah keluarga, hingga catatan sejarah kerajaan. Meskipun sekarang jarang dipakai dalam kehidupan sehari-hari, aksara ini masih diajarkan sebagai bagian dari warisan budaya di sekolah-sekolah di Sulawesi Selatan.


Falsafah Hidup: Siri’ na Pacce

Falsafah hidup suku Makassar dirangkum dalam “Siri’ na Pacce”.

Mengenal Keberagaman Kota Makassar Melalui Seni Tari – Explore Makassar

http://www.imagemouvement.com

  • Siri’ berarti harga diri, kehormatan, dan martabat. Kehilangan siri’ sama dengan kehilangan kehormatan hidup. Itulah mengapa masyarakat Makassar dikenal sangat menjaga nama baik keluarga dan komunitasnya.
  • Pacce berarti empati, solidaritas, dan perasaan ikut merasakan penderitaan orang lain. Pacce menjadi perekat sosial yang kuat dalam masyarakat Makassar.

Nilai ini tidak hanya berlaku dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga dalam penyelesaian konflik. Kehormatan (siri’) dan solidaritas (pacce) menjadi pedoman moral yang diwariskan lintas generasi.


Struktur Sosial

Tradisionalnya, masyarakat Makassar terbagi dalam tiga lapisan sosial:

  1. Karaeng → golongan bangsawan atau keturunan raja yang memiliki kedudukan tinggi.
  2. Tau Maradeka → rakyat biasa yang bebas dan merdeka.
  3. Ata → golongan hamba atau budak, biasanya hasil tawanan perang (status ini sudah dihapus sejak masa kolonial).

Struktur sosial ini sangat berpengaruh dalam adat perkawinan, terutama dalam penentuan mahar (doe’ menre’). Semakin tinggi derajat keluarga perempuan, semakin besar pula jumlah maskawin yang harus diberikan oleh pihak laki-laki.

Kebudayaan dan Adat Istiadat
Rumah Adat

Rumah adat suku Makassar disebut Balla’ atau Balla’ Lompoa (rumah besar). Rumah ini berbentuk panggung dari kayu, dengan atap tinggi segitiga, tangga di bagian depan, serta ukiran khas pada bagian dinding dan balok. Balla’ Lompoa di Kabupaten Gowa hingga kini masih berdiri megah dan dijadikan museum bersejarah.
Pakaian Adat
Laki-laki: memakai jas tutup, celana panjang, sarung sutra, serta songkok tinggi. Pada acara resmi, mereka juga menggunakan badik (senjata tradisional).
Perempuan: mengenakan Baju Bodo, pakaian tradisional berbentuk sederhana dengan lengan pendek dan warna cerah, dipadukan dengan sarung sutra khas Makassar (lipa’ sa’be).
Seni dan Musik
Alat musik tradisional antara lain Ganrang (gendang), Keso-keso (rebab), dan Pui-pui (seruling bambu).
Tari Pakarena → tarian paling terkenal, menggambarkan kelembutan perempuan Makassar namun tetap penuh makna spiritual.

Mata Pencaharian

7 Nama Tarian Daerah Makassar serta Maknanya

Sejak dulu, orang Makassar terkenal sebagai pelaut ulung. Kapal legendaris mereka, Phinisi, diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada tahun 2017. Kapal ini digunakan untuk mengarungi laut lepas hingga Samudra Hindia dan Pasifik.

Selain melaut, suku Makassar juga berprofesi sebagai:

  • Nelayan dan pedagang ikan.
  • Petani (padi, jagung, dan palawija).
  • Pedagang rempah dan hasil bumi.

Tradisi merantau juga kuat. Banyak orang Makassar yang menetap di berbagai daerah di Indonesia bahkan luar negeri, mengikuti jejak saudara mereka, suku Bugis.


Agama dan Kepercayaan

Mayoritas masyarakat Makassar beragama Islam. Islam masuk ke Makassar sekitar tahun 1605, dibawa oleh Datuk ri Bandang, seorang ulama dari Sumatra Barat. Raja Gowa saat itu, Karaeng Matoaya, memeluk Islam dan menjadikannya agama resmi kerajaan.

Sebelum masuk Islam, masyarakat Makassar menganut kepercayaan animisme, dinamisme, dan pemujaan arwah nenek moyang. Sisa-sisa tradisi lama itu masih terlihat dalam bentuk ritual tertentu yang kini diakulturasikan dengan ajaran Islam.


Makanan Khas

Kuliner Makassar termasuk yang paling populer di Indonesia. Beberapa makanan khas antara lain:

  • Coto Makassar → sup daging berkuah kental dengan rempah dan kacang.
  • Konro → sup iga sapi berbumbu kuat, biasanya disajikan dengan kuah hitam dari kluwek.
  • Sop Saudara → makanan berkuah khas Makassar yang mirip coto.
  • Jalangkote → pastel khas Makassar yang renyah.
  • Pisang Ijo → pisang kukus dengan balutan tepung hijau, disajikan dengan saus santan dan sirup.
  • Barongko → pisang kukus manis dibungkus daun pisang.

Fakta Menarik tentang Suku Makassar

PARAGA, A'RAGA, MA'RAGA(Sebuah tradisi yang lahir di tanah Makassar abad  XVII) – ARMIN NEWS
  1. Sultan Hasanuddin adalah pahlawan nasional Indonesia, simbol keberanian rakyat Makassar melawan penjajah.
  2. Kapal Phinisi adalah ikon budaya Makassar, diakui UNESCO sebagai warisan dunia.
  3. Orang Makassar dikenal sebagai “Viking dari Timur” karena keberanian mereka mengarungi lautan lepas.
  4. Falsafah Siri’ na Pacce masih sangat dijunjung tinggi, bahkan menjadi pedoman dalam kehidupan sosial modern.
  5. Masyarakat Makassar memiliki diaspora besar di berbagai daerah, terutama Kalimantan, Papua, Malaysia, Brunei, hingga Filipina Selatan.
  6. Kota Makassar kini berkembang menjadi salah satu metropolis terbesar di kawasan timur Indonesia, sekaligus pintu gerbang perdagangan internasional.
  7. Tradisi adat perkawinan Makassar terkenal dengan mahar tinggi, terutama bila mempelai berasal dari keluarga bangsawan.

Suku Makassar adalah suku bangsa yang kaya akan sejarah, budaya, dan tradisi. Sebagai pelaut ulung dan pedagang tangguh, mereka telah mewarnai perjalanan sejarah Nusantara sejak berabad-abad lalu. Falsafah hidup “Siri’ na Pacce” menjadikan mereka masyarakat yang menjunjung tinggi kehormatan sekaligus solidaritas. Warisan budaya berupa rumah adat, pakaian tradisional, tarian, hingga kapal Phinisi menjadi bukti betapa berharganya identitas suku Makassar dalam mozaik budaya Indonesia.
Hingga kini, orang Makassar tetap memegang teguh adat dan nilai leluhur mereka, sekaligus beradaptasi dengan modernitas. Dengan demikian, suku Makassar bukan hanya bagian penting dari sejarah Sulawesi Selatan, tetapi juga salah satu penopang utama identitas bangsa Indonesia.